Keuangan

Imbas COVID-19, 136 Nasabah BPR BKK Karanganyar Ajukan Restrukturisasi Kredit

09 April 2020 Admin 892

KAJEN – Komisi II DPRD Kabupaten Pekalongan melakukan kunjungan ke BPR BKK Karanganyar Kabupaten Pekalongan dalam rangka Penanganan Kredit Dampak COVID-19 atau virus corona di Kabupaten Pekalongan.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pekalongan, Sumar Rosul mengatakan bahwa dalam rapat dengar pendapat tersebut menyimpulkan salah satunya perlu dorongan agar mendirikan BPR BKK Karanganyar di Kecamatan yang belum ada yakni di Kecamatan Wonokerto dan Siwalan.

“Kami perlu mendorong agar BPR BKK Karanganyar mendirikan unit cabang di Wonokerto dan Siwalan, Kalau di Karangdadap sudah ada walaupun cuma Kas,” ujar Sumar Rosul saat diwawancara setelah kegiatan kunker, Kamis (9/4/2020).

Untuk lahan bisa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah sehingga usulan penambahan unit cabang tersebut bisa terlaksana. “Secara prinsip kami mendorong untuk pelayanan masyarakat agar lebih dekat dan lebih mudah terlayani. Kami setuju jika itu dilakukan,” pungkasnya.

 

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra Saputra menambahkan selain pembahasan penambahan unit baru, juga komisi II ingin mendapatkan informasi secara langsung apa yang sudah dilakukan oleh BPR BKK Karanganyar terhadap dampak COVID-19 atau virus corona.

“Nasabah BPR BKK Karanganyar ini kan kebanyakan UMKM dan Pedagang Pasar di Kabupaten Pekalongan. Alhamdulillah jam operasional tetap berjalan dan ada Restrukturisasi Kredit kepada nasabah sejumlah 136 yang sudah mengajukan dan akan ditindaklanjuti oleh BPR BKK Karanganyar,” paparnya.

 

Sementara itu, Direktur BPR BKK Karanganyar Kabupaten Pekalongan, Aji Setyawan menjelaskan bahwa dari total keseluruhan nasabah BPR BKK Karanganyar yang jumlahnya ribuan, 75% adalah nasabah UMKM. “Saat ini baru 136 yang mengajukan Restrukturisasi Kredit, tetapi saya rasa angka ini akan terus bertambah kedepannya,” katanya.

Secara umum harus siap bahwa UMK harus tetap bertahan, tetap survive. Harus diselamatkan dari dampak COVID-19 atau virus corona. Secara kesehatan mungkin belum terlalu terdampak tetapi secara ekonomi sudah terasa karena pasar UMKM yang ada diluar daerah semaunya melakukan semi lockdown.

 

“Pasar UMKM kita kan kebanyakan di kota besar seperti jakarta, solo dan kota besar lainnya. Disana diberlakukan semi lockdown, pasar-pasar besar tutup. Ini efeknya sangat luar biasa sekali untuk sektor industri di daerah kita seperti batik dan konveksi jeans. Kami dari BPR BKK Karanganyar siap membantu menyelamatkan mereka dan menyelamatkan para pekerjanya,” terangnya.

Terkait dengan kredit, ada beberapa sektor ekonomi yang tidak terlalu terdampak dan masih tetap aktif seperti pertanian dan perikanan. Karena dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari. “Kredit tetap jalan dan tumbuh tinggal mengaturnya saja karena efek dari COVID-19 atau virus corona ini ke likuiditas. Secara umum masyarakat masih bisa mengajukan kredit ke BPR BKK Karanganyar,” ucapnya.

Sedangkan untuk penambahan unit cabang di Wonokerto dan Siwalan memang sudah dipikirkan dan kemungkinan akan jalan kedepannya, tetapi realisasinya kemungkinan baru bisa tahun 2021 karena berdasarkan bisnis plan. “Saya pikir nanti tahun 2021 kami sudah bisa menganggarkan kantor kas di Wonokerto dan Siwalan. Semoga saja bisa terealisasi,” tandasnya.




Scroll to Top